MERENCANAKAN anggaran dana pendidikan anak sebenarnya bisa dilakukan sejak dini. Apalagi menyikapi mahalnya dana pendidikan, mulai tingkat paling dasar seperti playgroup hingga universitas. Dana yang dibutuhkan bisa puluhan juta. Menghitung sendiri dana yang akan dihabiskan si buah hati ketika menginjak bangku sekolahan tentu saja menjadi alternatif cerdas agar bisa menyisihkan dana yang tepat untuk tabungan pendidikan.
Untuk menghitung sendiri anggaran pendidikan, bisa dimulai dengan menentukan terlebih dulu tujuan pendidikan anak, misalnya dari SD hingga universitas. Lengkapi pula hitungan tersebut dengan kategori jenjang sekolah misal negeri atau swasta, daerah atau di Ibu Kota, pendidikan ke luar negeri atau di dalam negeri saja.
Kemudian hitung biaya sekolah per masing-masing jenjang pendidikan yang direncanakan. Untuk menghitungnya, bisa dimulai dengan mengumpulkan brosur-brosur promosi sekolah. Atau lakukan perhitungan dengan bantuan perencana atau penasihat keuangan. Atau minimal dengan orang yang mengerti masalah keuangan. Bisa saja saudara, teman, atau tetangga.
Rencana dana pendidikan anak bisa juga dihitung sendiri dengan mempertimbangkan biaya yang akan timbul di kemudian hari (future value) dengan memasukkan asumsi tingkat inflasi per tahunnya. Hitung dana yang harus disisihkan dari penghasilan berdasarkan perhitungan biaya tadi, untuk mendapatkan biaya pendidikan yang akan direncanakan. Dana tersebut simulasikan untuk cara menabung per tahun. Bila kemampuan tidak mencukupi, lakukan penyesuaian.
"Ketika anak pertama, saya belum terbiasa menghitung anggaran pendidikan mereka, namun setelah anak kedua hendak masuk SD, saya mulai menghitungnya dan menyisihkan dana untuk ditabung," kata salah satu pegawai Bank BCA di Jakarta, Indah Kustini.
Tidak mudah memang menghitung anggaran pendidikan anak. Namun, setelah berpengalaman dengan pendidikan anak pertama, biasanya orangtua mulai lebih telaten menyisihkan dana pendidikan.
"Biasanya saya menghitungnya dengan cara mengalkulasikan perkiraan biaya SPP setiap tingkatan sekolah, setelah itu saya kalkulasikan. Kemudian baru dihitung berdasarkan penghasilan," tambah Indah.
Cara lainnya untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan atau biaya pendidikan anak, menurut Indah, juga bisa didapatkan dengan mudah di internet. Bahkan, di website tertentu tersedia cara yang paling bagus untuk menghitung perkiraan anggaran pendidikan dan menyeimbangkannya dengan pemasukan. "Karena saya bekerja di bank, jadi bagi saya hitung menghitung perkiraan biaya bukan masalah," terangnya sambil tersenyum.
Ibu-ibu lain di Indonesia mungkin belum banyak yang mengerti tentang pentingnya menghitung biaya pendidikan untuk anak. Tujuannya tentu saja untuk menjaga masa depan si buah hati agar tetap terjamin, dan kejadian seperti putus sekolah atau tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tidak akan terjadi pada anak-anak Indonesia.
(sindo//oz)
Untuk menghitung sendiri anggaran pendidikan, bisa dimulai dengan menentukan terlebih dulu tujuan pendidikan anak, misalnya dari SD hingga universitas. Lengkapi pula hitungan tersebut dengan kategori jenjang sekolah misal negeri atau swasta, daerah atau di Ibu Kota, pendidikan ke luar negeri atau di dalam negeri saja.
Kemudian hitung biaya sekolah per masing-masing jenjang pendidikan yang direncanakan. Untuk menghitungnya, bisa dimulai dengan mengumpulkan brosur-brosur promosi sekolah. Atau lakukan perhitungan dengan bantuan perencana atau penasihat keuangan. Atau minimal dengan orang yang mengerti masalah keuangan. Bisa saja saudara, teman, atau tetangga.
Rencana dana pendidikan anak bisa juga dihitung sendiri dengan mempertimbangkan biaya yang akan timbul di kemudian hari (future value) dengan memasukkan asumsi tingkat inflasi per tahunnya. Hitung dana yang harus disisihkan dari penghasilan berdasarkan perhitungan biaya tadi, untuk mendapatkan biaya pendidikan yang akan direncanakan. Dana tersebut simulasikan untuk cara menabung per tahun. Bila kemampuan tidak mencukupi, lakukan penyesuaian.
"Ketika anak pertama, saya belum terbiasa menghitung anggaran pendidikan mereka, namun setelah anak kedua hendak masuk SD, saya mulai menghitungnya dan menyisihkan dana untuk ditabung," kata salah satu pegawai Bank BCA di Jakarta, Indah Kustini.
Tidak mudah memang menghitung anggaran pendidikan anak. Namun, setelah berpengalaman dengan pendidikan anak pertama, biasanya orangtua mulai lebih telaten menyisihkan dana pendidikan.
"Biasanya saya menghitungnya dengan cara mengalkulasikan perkiraan biaya SPP setiap tingkatan sekolah, setelah itu saya kalkulasikan. Kemudian baru dihitung berdasarkan penghasilan," tambah Indah.
Cara lainnya untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan atau biaya pendidikan anak, menurut Indah, juga bisa didapatkan dengan mudah di internet. Bahkan, di website tertentu tersedia cara yang paling bagus untuk menghitung perkiraan anggaran pendidikan dan menyeimbangkannya dengan pemasukan. "Karena saya bekerja di bank, jadi bagi saya hitung menghitung perkiraan biaya bukan masalah," terangnya sambil tersenyum.
Ibu-ibu lain di Indonesia mungkin belum banyak yang mengerti tentang pentingnya menghitung biaya pendidikan untuk anak. Tujuannya tentu saja untuk menjaga masa depan si buah hati agar tetap terjamin, dan kejadian seperti putus sekolah atau tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tidak akan terjadi pada anak-anak Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar