Tampilkan postingan dengan label Rumahku Surgaku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Rumahku Surgaku. Tampilkan semua postingan

Aman di Rumah Tahan Gempa

HAMPIR seluruh wilayah Indonesia tidak aman dari gempa, kecuali Kalimantan yang relatif tidak memiliki patahan gempa. Semakin ke timur, potensi gempa semakin besar.

Karena itulah, dalam membangun rumah, masyarakat ataupun pengembang diharap bisa membangun rumah dengan kriteria tahan gempa. Data-data terakhir yang berhasil direkam menunjukkan setidaknya setiap tahun terjadi sepuluh kegiatan gempa bumi yang mengakibatkan kerusakan yang cukup besar di Indonesia. Sebagian terjadi pada daerah lepas pantai dan sebagian lagi pada daerah permukiman.

Dengan menggunakan prinsip dan teknik yang benar, detail konstruksi yang baik serta praktis, kerugian harta benda dan jiwa manusia dapat dikurangi. Atas dasar itulah, masyarakat dan pengembang harus benar-benar serius dalam membangun rumah. Mengurangi bahan konstruksi bangunan untuk mengurangi biaya hanya akan berdampak negatif bagi penghuni.

Ada yang menyebutkan tanggung jawab orang yang berkecimpung dalam industri konstruksi adalah mendirikan bangunan sedemikian rupa sehingga bangunan tetap mampu berdiri menahan gaya-gaya inersia (gaya yang ditimbulkan gempa).
Menurut arsitek dari Kalayman Architect Doddy H Subagya, gempa menyebabkan tanah bergeser. Karena itu, rumah yang tidak mempunyai kekuatan fondasi yang kuat sangat rawan terkena dampak langsung dari gempa. Sehingga masyarakat ataupun pengembang harus memperhatikan fondasi rumah dengan membuat sistem balok fondasi.

Mungkin ada baiknya masyarakat tidak membangun rumah di lokasi yang tanahnya rawan bergeser. Misalkan saja di tanah lereng dan pinggir pantai. Selain itu, masyarakat atau pengembang juga perlu menghindari membangun rumah di tanah berpasir dengan kedalaman lebih dari satu meter untuk menghindari likuifaksi (bangunan terangkat ke atas).

Dengan struktur fondasi yang baik, tentu akan bisa menopang bangunan setiap kali terjadi gempa bumi. Karena biasanya sebuah bangunan yang fleksibel akan menerima beban gempa yang lebih kecil dibandingkan bangunan yang lebih kaku. "Ini yang harus disadarimasyarakatdalammembangun rumah," tuturnya.

Dia menambahkan, bangunan yang lebih ringan juga akan menerima beban gempa yang lebih kecil daripada bangun yang berat. Bukan hanya itu, bangunan yang kenyal akan menyerap beban gempa yang lebih kecil daripada bangunan yang getas. Bangunan ini, dalam keadaan pengaruh gempa, akan tetap elastis atau runtuh secara mendadak.

Penggunaan kayu sebagai bahan bangunan rumah masih disarankan sejumlah arsitek saat membangun rumah. Peningkatan mutu bangunan, baik kualitas ataupun kuantitas juga harus dilakukan. Karena hanya dengan cara itulah, masyarakat tidak perlu khawatir rumah yang ditempatinya akan ambruk. Kalaupun mengalami kerusakan, hanya terlihat retakan kecil pada desain bangunan rumah.

Jika dihitung secara cermat, konstruksi bangunan rumah tahan gempa tidaklah semahal yang diperkirakan banyak orang. Desain bangunan rumah tahan gempa bisa tetap mengikuti tren yang sedang in. "Yang menjadi perhatian adalah konstruksi bangunannya. Kalau desainnya bisa berupa apa saja," paparnya.

Dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT UI) Teguh Utomo Atmoko menambahkan, membangun rumah di daerah gempa harus mempergunakan cara yang berbeda dibandingkan dengan membangun rumah di daerah yang bukan wilayah gempa. Seperti memperhatikan struktur tanah hingga konstruksi bangunan. Kedua hal itu sangat penting diperhatikan untuk meminimalisasi hilangnya nyawa akibat terkena reruntuhan rumah.

Dengan melakukan perencanaan pembangunan rumah tahan gempa, maka akan mengurangi dampak gempa. Kerusakan struktur atau kerusakan arsitektural pun tidak akan terjadi. Kalaupun terjadi gempa yang hebat, bangunan tidak akan runtuh tetapi hanya mengalami kerusakan pada bagian struktur yang tidak utama atau kerusakan desain saja.

Sejumlah ahli telah membagi Indonesia dalam enam wilayah gempa. Wilayah Gempa 1 adalah wilayah dengan kegempaan paling rendah dan wilayah Gempa 6 dengan kegempaan paling tinggi. Wilayah 6, Irian Jaya bagian utara dan Maluku bagian utara. Wilayah 5 sepanjang pantai selatan P Sumatra, laut Banda, dan Seram. Wilayah 4 bagian selatan Pulau Jawa, dan bagian utara Pulau Sulawesi.

Wilayah 3, bagian selatan Pulau Sulawesi, bagian tengah Pulau Sumatera, bagian utara Pulau Jawa. Wilayah 2, bagian timur Pulau Kalimantan, bagian utara Pulau Sumatra. Sedangkan Wilayah 1, adalah bagian barat Pulau Kalimantan. Pembagian wilayah gempa ini, didasarkan atas percepatan puncak batuan dasar akibat pengaruh gempa rencana dengan periode ulang 500 tahun.

Karena itulah, dalam membangun rumah, masyarakat juga harus memperhatikan pembagian wilayah tersebut. Hal serupa juga harus dilakukan pengembang yang membangun perumahan, ataupun gedung bertingkat. "Rumah bertingkat atau gedung bertingkat harus memiliki struktur bangunan yang lebih kuat karena gerakan yang terjadi bila terjadi gempa di bangunan tersebut berbeda," papar Teguh.

Sementara itu, Ketua DPD Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Jawa Timur, Nurhadi, mengatakan, anggotanya belum secara total mengadopsi rumah dengan konstruksi tahan gempa yang telah menjadi ketetapan pemerintah, khususnya yang terkait dengan disain bangunan.

Penyebabnya, desain bangunan tahan gempa akan membuat harga rumah menjadi melambung. Padahal, pemerintah telah menetapkan harga rumah sehat sederhana (Rs Sehat) yang ditetapkan pemerintah hanya Rp55 juta per unit. "Belum lagi kenyataan harga bahan bangunan yang naik," tuturnya.
(sindo//tty)

7 Kiat Rumah Rapi



Rumah dengan dua balita dan tanpa pembantu, bisa enggak ya rapi? Kenapa tidak?

1.Tersenyumlah, jangan panik

Tekanan darah ayah dan ibu muda dengan dua anak menjelang Hari Raya biasanya meninggi. Bukan apa-apa, di hari biasa saja sulit betul mengatur rumah, apalagi sekarang ketika pembantu sudah pulang dan pekerjaan justru bertambah. Setelah Anda membuat jadwal dan daftar tugas rutin membereskan rumah, pertahankan senyum di wajah Anda, baik pada pasangan maupun dua balita Anda. Anak-anak lebih mudah diajak bekerja sama dan happy mendengarkan perkataan orang tua yang ramah, gembira dan membuat nyaman.

2.Berbagi bisa meringankan

Ketika si Mbak sudah angkat kopor, mustahil Anda merampungkan pekerjaan rumah sendirian. Selain melibatkan pasangan untuk ikut memikirkan pengelolaan rumah tanpa pembantu, libatkan pula si balita. Peran si anak tentu harus sesuai porsi dan kemampuannya. Misalnya, libatkan si dua tahun untuk menjaga kerapian ruang tidur atau kamar bermainnya.

3.Bersama anak membuat jadwal harian

Absennya si Mbak sebenarnya kesempatan baik untuk mengajar disiplin pada balita. Buatlah jadwal harian bersama si balita. Untuk si prasekolah, Anda dapat membuat sebuah chart berisi jadwal harian pekerjaan rumah si kecil dalam seminggu. Pastikan dalam chart itu ada kolom untuk merekatkan stiker sebagai reward bila ia telah melakukan tugas dengan baik.

Setelah itu buat kesepakatan. Jika telah terkumpul sejumlah bintang, si kecil dapat melakukan kegiatan favorit sebagai hadiah.

4.Melibatkan anak sesuai porsi

Dimulai dengan si kakak, maka adik biasanya tak mau kalah. Cobalah juga memberikan adik tugas. Berikan tugas sederhana secara adil. Jika kakak diberi satu, berikan juga satu untuk adik. Namun telaah juga jika menolak, bisa jadi, si balita bosan atau lelah.

5.Segera tengahi pertengkaran yang terjadi

Anak-anak bertengkar itu perkara biasa. Tetapi jika salah satu mulai menyakiti yang lainnya, orang tua perlu turun tangan untuk memperjelas sumber masalah dan membantu menyelesaikan masalah. Kemudian alihkan suasana tegang ini dengan kegiatan yang menyenangkan.

6. Hindari mematok harapan terlalu tinggi

Berhubung yang Anda mintai bantuan adalah anak-anak di bawah usia lima tahun, tak heran jika susunan mainan yang dibereskan tidak teratur. Mungkin tahun ini ia baru belajar jadwal rutin dan mematuhinya sesuai kemampuannya. Nah, tahun depan ia mungkin lebih terampil dan mudah dimintai bantuan. Paling tidak, Anda mulai melatih anak sejak dini.

7. Sadari ”nobody is perfect”

Meski Anda telah berupaya keras melakukan yang terbaik untuk mengatur rumah dengan dua anak balita, percayalah tak seorang pun dapat melakukannya dengan sempurna. Pasti ada hari-hari yang “gagal total”. Misalnya, jadwal harian yang tak sesuai rencana, lalu dua balita Anda bertengkar seharian atau pekerjaan rumah tak kunjung selesai.

Cara jitu menghadapinya? Kembali ke kiat pertama: Tak perlu panik! Senyum adalah obat mujarabnya. Tak ada orang tua yang sempurna di dunia ini. Paling tidak, semangat Anda berusaha melakukan yang terbaik patut diacungi jempol.

Kiat lain, jika seisi rumah mulai jenuh, lakukan penyegaran. Misalnya, ajak keluarga mencicipi menu baru di restoran favorit, atau mendatangi restoran menarik yang baru dibuka.

Andi Maerzyda A. D. Th.

Kiat Pindah Rumah Tanpa Stres

REPOT! Satu kata itu mungkin otomatis tercetus dari bibir Anda jika ditanya bagaimana rasanya pindah rumah. Otak Anda mulai berlarian ke sana kemari memikirkan barang-barang dalam rumah yang harus dipindahkan. Mulai dari barang berukuran kecil semacam boneka, sepatu, aksesori, hingga berukuran besar seperti tempat tidur. Hmm, Anda pun bingung harus memulai dari mana. kesalahan demi kesalahan pun akhirnya Anda lakukan.

Ya, kesalahan yang kerap terjadi kala harus pindah rumah adalah Anda mengerjakan segala sesuatu pada hari-hari terakhir menjelang kepindahan. Tak heran, jika kemudian Anda pun memasukkan semua barang ke dalam kardus tanpa memilah-milah lagi. Alasannya, Anda kehabisan waktu alias mepet!

Akhirnya, saat Anda sudah berada di rumah baru dan memerlukan barang-barang tertentu, Anda kelimpungan karena lupa di mana menyimpannya. Beberapa barang itu pun Anda klaim "hilang" karena tercecer entah di mana.

Langkah-langkah Sukses Pindah Rumah

Kealpaan itu mungkin luput menghampiri Anda jika Anda tahu cara mengatasinya. Nggak perlu merasa stres, kok! Jangan langsung berpikir bahwa rencana pindah rumah Anda akan kacau balau. Yuk, simak beberapa tip yang mungkin berguna untuk membantu Anda sukses menjalankan rencana pindah rumah.

Membuat perencanaan

Jadwalkan atau cek apa-apa saja yang harus dipersiapkan sebelum maupun sesudah pindah rumah. Sebaiknya waktu pindah rumah disesuaikan dengan hari libur atau pada saat kenaikan kelas anak Anda.

Tinggalkan benda usang

Jangan membuang waktu dan tenaga memindahkan barang yang nantinya tidak akan digunakan. Karena itu, buanglah benda-benda yang sudah tidak layak pakai.

Bersihkan kekusutan

Sisihkan perkakas-perkakas yang rusak, mainan-mainan lama, pakaian lama atau benda-benda lain yang tidak dibutuhkan lagi. Kerjakan hal itu sebelum pindah. Anda bisa menyumbangkan beberapa benda yang masih bisa dipakai atau bahkan menggelar "garage sale".

Membuka diri terhadap bantuan

Libatkan orang-orang di sekitar Anda untuk membantu proses pindah rumah. Kerabat, teman, bahkan anak Anda -jika usianya sudah cukup besar- bisa membantu Anda mengemasi barang-barang di dalam rumah.

Masukkan barang ke dalam kotak

Saatnya berkemas! Lakukan pengepakan jauh hari sebelum pindah rumah. Gunakan bahan pengemasan yang tepat. Kardus-kardus yang kuat dengan isolasi yang tepat akan memudahkan Anda saat memindahkan barang-barang ke dalam truk pengangkut atau sebaliknya. Pastikan kotak dalam keadaan bersih dan tertutup.

Gunakan sistem A-B-C

Pilih mana benda yang akan segera diperlukan di rumah baru, mana yang tidak. Barang yang sudah Anda kemas tidak harus langsung dibongkar begitu setibanya di rumah baru. Jika kotak itu berisi barang-barang yang penting, buat lah tanda PRIORITAS A. Jika penting, tapi tak terlalu krusial, tandai dengan PRIORITAS B. Jika kotak itu berisi muatan yang hanya diperlukan pada saat tertentu, misal perlengkapan makan pesta, sprei yang tidak digunakan sehari-hari, tandai dengan PRIORITAS C. Nah, kelak saat Anda membongkar, lakukan berdasarkan urutan prioritas.

Bungkus barang yang mudah pecah

Sebelum di kemas, lapisi benda-benda yang mudah pecah seperti piring, gelas, lukisan, jam dinding, dan lainnya dengan kertas koran atau masukkan kembali ke dalam kotaknya -jika masih ada- agar tidak mudah pecah. Tandai kotak dengan "Awas pecah belah!" sehingga siapa pun yang mengangkutnya akan berhati-hati. Jangan lupa masukkan sebanyak mungkin bahan-bahan yang dapat meredam goncangan.

Kemas berdasarkan ruangan

Kemas lah barang-barang di setiap ruangan satu per satu. Tandai setiap kotak dengan deskripsi isinya dan ruangannya (misalnya dapur, ruang tamu, kamar mandi). Semakin spesifik data yang Anda tulis, akan semakin memudahkan tugas Anda di rumah baru.

Sediakan kardus khusus untuk mainan

Jangan lupa bagian luarnya diberi tanda, agar si kecil mudah mengenalinya. Minta bantuan anak-anak untuk mengemasinya. Sedapat mungkin sediakan kotak tersendiri untuk mainan dan buku-buku koleksi anak-anak Anda.

Beri label

Tandai setiap kotak untuk memudahkan Anda. Bila perlu tandai dengan spidol yang berbeda warna atau stiker yang berbeda bentuk untuk membedakan muatan yang berisi perkakas dapur, kamar mandi, dan lainnya.

Perhatikan berat kardus.

Jangan sampai demi efisiensi kardus, Anda lantas melupakan batas kemampuan Anda untuk mengangkatnya. Bila perlu, masukkan benda-benda yang berat ke dalam kotak-kotak kecil agar lebih mudah dibawa.

Pisahkan barang untuk hari pertama

Siapkan barang-barang yang Anda butuhkan untuk malam pertama Anda di rumah baru dalam tas yang terpisah dan Anda bawa. Anda mungkin juga akan membutuhkan makanan siap saji yang dapat Anda makan pada malam pertama Anda tanpa membutuhkan banyak kerepotan.

Periksa kunci

Tutup rapat dan kunci pintu lemari, rak-rak lemari agar mudah saat dipindahkan. Bila perlu, cabut setiap kunci agar tidak patah saat dipindahkan.

Pilih jasa pengangkut yang tepat

Jika Anda memutuskan untuk menyewa jasa pengangkut barang, utamakan jasa yang berpengalaman dan dapat dipercaya untuk membantu Anda pada hari "H", untuk menghindari pemborosan waktu dan uang. Pilihlah truk pengangkut yang besar agar tidak bolak-balik mengangkut barang.

Atur posisi barang

Saat mengatur barang di kendaraan, pastikan barang yang paling akhir Anda butuhkan dimasukkan pertama. Dan logika Anda akan amat diperlukan saat mengatur barang-barang tersebut.

Buatlah jadwal dan data barang-barang yang akan dipindahkan

Pindahkan barang-barang besar dahulu seperti tempat tidur, lemari, meja. Beri prioritas barang mana yang akan dipindahkan dulu. Setibanya di rumah baru, langsung tempatkan barang besar seperti tempat tidur, lemari di posisi yang ditentukan sehingga tidak berantakan.
(Mom& Kiddie//oz)