Hubungan Sehat Selalu Beri Ruang Perdebatan

BANYAK pasangan menilai kasus perselingkuhan berawal dari kurang harmonisnya masalah ranjang. Padahal, dari sejumlah riset, pemicu selingkuh lebih didominasi karena faktor komunikasi.

Dokter sekaligus presenter TV Sonia Wibisono menjelaskan, riset menunjukkan ketidakpuasan seks bukanlah pencetus utama terjadinya perselingkuhan, melainkan ketidakpuasan di bidang lain yaitu hubungan komunikasi antara suami istri.

Di zaman ini, perselingkuhan di mata masyarakat menjadi hal yang biasa saja. Hal tersebut bisa dilihat dari perselingkuhan yang dilakukan sudah tidak rahasia lagi alias terang-terangan. Bahkan, ada suatu perkumpulan yang dibuat bagi para orang-orang yang berselingkuh, di mana kegiatan rutinitas yang mereka lakukan adalah olahraga bersama, arisan, sampai pada mengadakan private party.

"Perselingkuhan juga banyak yang dimulai dari iseng. Ini adalah kesalahan hidup yang sebenarnya dapat dihindari apabila seseorang memegang teguh nilai keagamaan dan disiplin terhadap diri sendiri," ucap dokter yang juga mantan finalis Abang None tahun 2000 ini.

Hal senada juga dikatakan Ratih, psikolog yang praktik di Klinik Personal Growth, Jakarta Barat.
Dia menuturkan, ketidakpuasan hubungan seksual bisa menjadi penyebab perselingkuhan, tetapi tidak semua perselingkuhan mengatasnamakan hal tersebut sebagai penyebab utama. "Harapan yang tidak terpenuhi terhadap pasangan, kebutuhan akan perhatian dan kasih sayang, perasaan jenuh, ketidak beradaan pasangan saat dibutuhkan, dan masalah pribadi pasangan, juga dapat menjadi penyebab perselingkuhan," ujar alumnus Universitas Indonesia ini.

Ratih mengatakan, perselingkuhan dapat dicegah dengan menempatkan perkawinan sebagai sebuah komitmen, tanggung jawab yang sakral sehingga kesetiaan menjadi syarat utama yang penting dijaga. "Ingat, perkawinan merupakan sebuah komitmen. Memang tidak ada batasan, apakah wanita atau pria yang lebih sering melakukan selingkuh. Pendek kata, peluang untuk berselingkuh bagi laki-laki dan perempuan relatif sama," katanya.

Komunikasi yang mesra dalam segala hal antara pasangan suami istri menjadi kunci yang harus dipegang oleh keduanya. Komunikasi di sini tidak hanya sebatas berbicara, juga bagaimana belajar berbagi, saling mendengarkan dengan hati, dan saling memahami perasaan pasangan.
(sindo//oz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar