Jelang Persalinan, Siapkan 3P!

PERSALINAN yang cukup bulan biasanya mulai terjadi pada minggu ke 37 sampai minggu ke 40. Akan tetapi alangkah lebih baik jika si calon ibu sudah bersiap-siap menghadapi persalinan mulai minggu ke 32 sampai minggu ke 34. Sebab, seiring dengan kematangan organ tubuh janin, seperti paru-paru, maka terjadi berbagai perubahan-perubahan hormonal dan anatomis yang mengarah pada proses persalinan.

"Secara mental, seorang ibu seharusnya sudah siap untuk melahirkan sejak pertamakali tahu bahwa dia hamil," ujar dr Budi Mulyana SpOG dari Klinik Fetomaternal dan Neonatal ANDINI, Pekanbaru, Riau.

Power, Passanger, Passage

Persalinan yang aman menurut dokter kelahiran Padang, 24 Oktober 1971 ini seharusnya berjalan dalam koridor normal, yaitu mencakup 3P; tenaga (power), janin (passanger) dan jalan lahir (passage). Secara kasar, sebenarnya patokan pembukaan pada anak pertama adalah 1 cm/jam dan pada anak kedua, ketiga dan selanjutnya adalah 2 cm/jam. "Janin kalau bisa di bawah 4 kg tanpa tanda-tanda kegawatan. Penurunan kepala juga harus terjadi secara mantap dan gradual, yang menandakan adanya kecocokan antara besar anak dengan jalan lahir," imbuh dr Budi panjang lebar.

Tahap-tahap persalinan yang perlu diketahui oleh ibu hamil, seperti yang diutarakan dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang ini, yakni pra persalinan di mana mulut rahim atau serviks memendek, melunak, dan menipis. Dalam pra persalinan terdiri dari kala satu, di mana pembukaan serviks seeiring dengan kontraksi rahim yang makin sering dan lama, yang berakhir pada pembukaan lengkap. "Sering juga disebut pembukaan 10," pungkasnya singkat.

Kemudian, kala dua, di mana mulai pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi. Kala tiga, setelah lahir bayi sampai lahir plasenta dan kala empat, sekitar 2 jam setelah plasenta lahir.

Pecah Ketuban

Dr Budi mengatakan, komponen kontraksi adalah interval atau frekuensi dan surasi (lamanya kontraksi). Untuk menghitungnya, catat jam dan detik dimulainya kontraksi, catat kapan berakhir dan kapan terjadi kontraksi kembali. "Hitung 6-8 kontraksi berurutan, kalau tidak bertambah sering dan lama, mungkin belum masuk tahap persalinan. Ulangi lagi kalau terasa ada perubahan," katanya.

Sedangkan untuk pecahnya ketuban seharusnya terjadi saat pembukaan lengkap atau hampir lengkap. Kalau terjadi sebelum fase persalinan dinamakan ketuban pecah dini, tandanya si ibu merasakan seperti ada sesuatu yang pecah atau meletus dan diikuti oleh keluarnya cairan berbau amis yang banyak dari vagina. Ibu harus segera ke rumah sakit kalau sudah pecah ketuban, karena berisiko kekeringan dan kemungkinan infeksi intrauterin. "Biasanya dokter akan memberikan antibiotik untuk mencegah infeksi dan mengupayakan persalinan kalau kehamilan sudah cukup bulan," paparnya.

Bius

Lebih lanjut dr Budi mengungkapkan, saat ini hampir semua operasi cesar menggunakan bius regional (spinal atau epidural). Untuk bius total masih digunakan pada kondisi-kondisi khusus/emergensi dan ketiadaan ahli anetesi spinal adalah psien tetap sadar, bisa mengontrol pernafasannya sendiri dan bayi yang lahir tidak terpengaruh obat bius sehingga tangisannya akan lebih kencang," kata ayah dua anak.

Setelah operasi, ibu dapat langsung minum tanpa menunggu buang angin dulu seperti pada bius total. ILA (intrathecal labor analgesia) adalah istilah untuk menghilangkan nyeri pada persalinan normal (painless labor) dengan menggunakan teknik yang sama dengan spinal/epidural.

Jangan khawatir bagi ibu yang memiliki panggul kecil, tidak selalu harus menjalani operasi cesar. Pada sebagian besar ibu yang kecil, anaknya juga berukuran kecil sehingga memungkinkan persalinan normal, jarang sekali terjadi ibu dengan tinggi 140 cm memiliki anak dengan berat 4 kg. Yang penting dinilai adalah kemajuan persalinannya, yaitu progresifitas pembukaan dan penurunan kepala.

Ia menambahkan, yang perlu diwaspadai pada kehamilan trimester III adalah keluar air (pecah ketuban), pendarahan (plasenta previa atau solusio plasenta), sakit kepala, mata kabur, nyeri ulu hati (preeklampsia berat), kejang (eklampsia) dan demam tinggi (infeksi).

Karena itu, dr Budi mengingatkan, yang perlu disiapkan oleh ibu hamil menjelang persalinan, seorang ibu sudah harus benar-benar siap secara fisik dan mental untuk melahirkan, terutama pada kehamilan pertama. Ada baiknya ibu mengunjungi rumah sakit tempat akan bersalin dan berkenalan dengan petugas di sana agar terjalin keakraban yang akan sangat membantu proses persalinan. Pengetahuan tentang proses persalinan dan tahap-tahap yang akan dijalani juga dapat membuat ibu merasa lebih siap untuk melahirkan. Olahraga ringan, latihan relaksasi, dan latihan pernapasan juga tidak kalah penting agar ibu fit selama persalinan.
(Mom& Kiddie//tty-oz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar