Sehat saat Perjalanan Jauh

TIDAK terasa waktu Lebaran telah berakhir. Itu berarti waktu pulang ke kota tempat bekerja (arus balik) segera tiba. Pastinya perlu persiapan diri agar selalu tetap sehat.

Mungkin bagi sebagian orang yang kurang sehat, akan menjadi suatu bencana saat membayangkan bagaimana kondisi di perjalanan terutama saat harus bepergian yang memakan waktu lama.

Saat mudik maupun kembali balik ke kota, orang akan mendapatkan posisi tubuh yang terbatas dan bisa menyebabkan kelelahan, dalam keadaan tersebut kondisi fisik juga dalam keadaan pasif. Di mana tubuh tidak melakukan aktivitas hanya duduk atau tidur dalam keadaan berjam-jam.

Dikatakan konsultan kesehatan dari PT Pfizer Indonesia, dr Olivia Aviany Ayuningthias, bahwa pada saat seseorang mudik atau balik terdapat beberapa macam penyakit yang bisa diderita para pemudik jika kondisi fisiknya sedang tidak bagus.
"Penyakit, atau dalam hal ini lebih tepat gejala penyakit yang dapat timbul saat mudik beragam, mulai ujung kepala hingga jempol kaki," tutur dokter umum lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia ini.

Olivia mengatakan, penyakit tersebut dapat disebutkan secara berurutan, yaitu dimulai sakit (nyeri) kepala dan pusing berputar, mual yang bisa menjadi muntah, infeksi saluran pernapasan atas (misalnya batuk, pilek, nyeri tenggorok), sesak napas (asma bagi yang memang memiliki riwayat), gejala nyeri lambung (bagi yang memiliki riwayat penyakit maag), diare, demam, pegal seluruh badan disertai kelelahan, dan bisa juga sulit buang air kecil yang bisa disebabkan infeksi saluran kencing.
"Penyebab seluruh gejala penyakit tersebut dapat timbul karena dengan berbagai macam," ucapnya.

Olivia menyebutkan, penyebab tersebut umumnya terjadi karena kondisi tubuh yang kurang fit karena perjalanan dengan jarak relatif jauh dan sungguh melelahkan, terutama apabila disertai macet, maka kelelahan tersebut akan lebih parah lagi.

Olivia melanjutkan, asupan nutrisi yang jauh berkurang kualitasnya karena cenderung mengonsumsi makanan instan atau berhenti di warung atau restoran cepat saji, juga bisa menjadi penyebabnya. Selain itu, juga karena jumlah cairan yang diminum berkurang karena rasa enggan sering berkemih karena alasan toilet bersih jarang dijumpai dan bila ada antreannya sering kali panjang, polusi padatnya jumlah kendaraan di jalan raya, kebersihan makanan dan minuman di pinggiran jalan tidak terjamin, dan juga karena cuaca yang saat ini sedang dalam masa pancaroba.

Masih dikatakan Olivia, sebaiknya dalam menghadapi gejala penyakit saat balik, yang harus dilakukan adalah segera beristirahat karena kelelahan berat, disertai gejala penyakit di atas hanya akan membahayakan keselamatan diri sendiri, keluarga, dan pengguna jalan yang lain (bagi pengendara).

Di samping itu, berpikiran positif bahwa keselamatan jauh lebih utama daripada terburu-buru mencapai tujuan. Usahakan makan di tempat yang sedikit terjamin dalam mutu dan kesehatan. Perbanyaklah makan buah sebagai camilan, banyak minum air putih, dan usahakan buang air kecil setiap menjumpai toilet umum. Jangan lupa mengonsumsi vitamin dan mineral agar tidak mudah mengantuk, kurangi makanan dengan karbohidrat tinggi, terutama untuk seseorang yang menyopir kendaraan.
"Butuh ketahanan ekstra bagi para pemudik. Bila memang tidak kuat berpuasa dalam perjalanan, maka berbukalah, toh nanti akan dapat diganti di lain hari," ucap dokter yang menamatkan SMA-nya di SMA Al- Azhar Kemang Pratama ini.

Masih dikatakan Olivia, yang terparah dapat dialami para pemudik apabila kondisi gejala tersebut dibiarkan. Ini bisa menyebabkan maag yang sedemikian parahnya, gastritis (radang lambung). Atau, bisa juga menyebabkan asma kronik yang kambuh karena polusi dan debu sepanjang perjalanan. Olivia berpesan, sebaiknya memang sebelum bepergian jauh dalam hal ini untuk mudik, alangkah bijak untuk selalu menyediakan obat-obatan pribadi lengkap dengan P3K mini (hanya plester, antiseptik luka, dan sedikit perban).

Dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan geriatri FKUI/RSCM Dr Siti Setiati SpPD K-Ger menyebutkan, berbeda halnya bila pemudik mengalami salah satu penyakit yang dapat membuat dirinya tidak akan nyaman di dalam perjalanan, yaitu mereka yang menderita sering buang air kecil. Lebih dikenal dengan overactive bladder (OAB).
(sindo//tty-oz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar