Kangen Anak



Seorang ayah kangen betul sama anaknya? Seru, lucu dan unik.

Kangen anak? Pasti sering. Terbayang-bayang kaki kecilnya yang montok selalu menendang wajah Anda. Anda pun makin gemas dan ingin kakinya menyentuh wajah Anda lagi. Uh… lucunya! Ingin rasanya menggigit kaki kecil itu.

Ada saja memang cara ayah mengungkap kangen. Jangan tertawa kalau Anda bertindak ‘bodoh’. Kadek, bapak muda yang musisi, misalnya, sambil tertawa berkisah. “Pernah, saya mau meninggalkan rumah, belum juga keluar kompleks perumahan… tiba-tiba kok kangen anak. Ya… saya putar stir balik lagi ke rumah.” Maklum saja… kangen tak tertahankan itu terjadi waktu Kadek baru saja jadi bapak. Bisa jadi Anda pun pernah sekonyol ini.

Obat kangen

Kalau Anda sering meninggalkan si kecil di rumah, pasti tahu apa artinya kangen. Hari-hari Anda dipenuhi bayangannya: pipinya yang gembil atau senyumnya yang bikin sempoyongan. Memang si kecil tak ada duanya! Buat Anda , ia nomor satu, paling istimewa.

Lalu, apa yang biasa dilakukan ayah jika kangen pada anak-anaknya? Para ayah mesti berterima kasih pada Alexander Graham Bell . Berkat jasanya, meski bepergian jauh, Anda tetap bisa mendengar suara si kecil yang bening dan lucu melalui telepon.

Tengku Firmansyah , aktor sinetron dan ayah tiga anak, yang sering bepergian, mengandalkan telepon sebagai obat kangen pada ketiga buah hatinya. Begitu mendengar suara mereka, rasa kangen langsung menguap.

Demikian juga Ricky Subagdja , pemain bulu tangkis nasional. Bapak satu anak ini punya jadwal menelepon anak semata wayangnya. Meski dalam kota , paling tidak, sehari tiga kali ia menelepon si kecil karena kangen. Ada saja bahan cerita bapak-anak ini.

Cara unik

Tak hanya telepon, Firman maupun Ricky juga menyelipkan selembar foto si kecil di dompetnya. Bila kangen menyerang, foto itu bisa jadi obat mujarab. Lukito Anindyo , ayah satu anak dan seorang art director perusahaan periklanan, juga menyimpan foto buah hatinya, bukan di dompet tapi di meja kerjanya.

Ketika anaknya berusia 1,5 tahun, Lukito bahkan menyimpan sepatu pertama putranya yang telah tak dipakai. Rencananya benda tersebut akan disimpannya sebagai memorabilia. Uniknya, seringkali ia membawa sepatu tersebut ke kantor. Bila kangen datang, sepatu itu diletakkannya di atas meja kerjanya untuk dipandangi beberapa lama.

Sedangkan Firman sebaliknya. Suatu kali baju Omar, salah seorang putra kembarnya, terbawa tanpa sengaja ketika ia sedang di luar kota . Begitu menemukan baju itu, Firman malah tak bisa tidur karena kangen. Tiba-tiba ia jadi ingin sekali pulang ke rumah. O…la la!

Eleonora Bergita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar