Anak Ngorok, Prestasi Melorot

SENANGNYA menyaksikan si kecil terbuai dalam mimpi. Apalagi jika suara dengkuran halusnya terdengar. Suara dengkuran saat tidur sering dianggap sebagai tidur yang nyenyak.

Namun, kini Anda patut waspada bila sang buah hati selalu mengorok saat tidur. Selain menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam darah, mengorok saat tidur akan membuat anak sering merasa letih, dan kesulitan belajar.

Menurut Jodi Mindell, Direktur Sleep Center Children's Hospital Philadelphia, AS, mendengkur terjadi karena waktu tidur otot-otot lidah bagian belakang menutup saluran pernapasan. Kondisi ini selain menyebabkan tidur mendengkur, juga bisa mengakibatkan anak berhenti bernapas untuk beberapa detik. Akibatnya terjadi penurunan kadar oksigen dalam darah.

Anak yang kerap mendengkur memiliki gejala gelisah saat tidur, sering terbangun, mengompol, susah dibangunkan, mengantuk sepanjang hari, bahkan bisa terjadi anak sulit menelan, serta mulutnya berbau.

Selain keletihan, sleep apnea pada anak menyebabkan presentasinya di sekolahnya terganggu. Hal tersebut sudah dibuktikan dalam sebuah studi di Amerika Serikat yang dipublikasikan dalam jurnal Public Library of Science Medicine tahun 2006.

Dari data tersebut diketahui anak yang menderita sleep apnea memiliki nilai IQ yang rendah jika dibandingkan dengan anak yang tidurnya nyenyak.

Anak yang pada usia dua sampai enam tahun mendengkur, berisiko tiga kali lebih besar mendapat masalah perilaku dan intelektual serta berprestasi rendah di sekolah menengah.

Menurut para peneliti, pada saat masa tidur aktif, aliran darah ke sel otak tumbuh dengan cepat dan terjadi pembentukan sel-sel saraf. Karena itu, sebaiknya segera bawa si kecil ke dokter jika ditemui gejala sleep apnea. (Mom& Kiddie//oz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar